JAKARTA - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhammad Nuh menjamin, keterlambatan
pelaksanaan Ujian Nasional (UN) 2013 di 11 provinsi Indonesia bagian tengah tidak akan berimbas pada kebocoran soal.
Perbedaan pelaksanaan UN
antara 11 provinsi dan 22
provinsi tidak akan menimbulkan kebocoran soal.
"Setiap bagian/wilayah, soalnya berbeda. Bukan sekadar tukar-menukar nomor soal. Tapi benar-benar berbeda,"
ujar M Nuh dalam Jumpa Pers
UN 2013 di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud) Senayan,
Jakarta Selatan, Minggu
(14/4/2013).
Meski berbeda, kata M Nuh,
bentuk soal UN tidak terlepas
dari kisi-kisi UN yang diberikan
oleh Kemendikbud. "Kisi-kisi
tidak boleh diabaikan. Tidak
mungkin pakai kisi-kisi berbeda. Dan kisi-kisi tahun ini sama seperti tahun-tahun
sebelumnya tidak jauh
berbeda. Sejak dulu seperti
itu," urainya.
Pendapat serupa turut
diungkapkan Anggota BSNP
Jemari Mardapi. Dia
menegaskan, soal antar zona
akan berbeda. Namun, tingkat
kesulitan soal dii masing-masing zona akan sama.
"Untuk tahun ini perlu kami
sampaikan, soal sama sekali
tapi kisi-kisinya sama. Distribusi tingkat kesulitan antar zona sama. Sudah diteliti oleh pihak perguruan tinggi.
Soal terasa lebih sulit karena tidak belajar, mudah karena kebetulan dipelajari," papar Jemari.
Ke-11 propinsi yang mengalami pergeseran
jadwal UN tersebut meliputi, Kalimantan Selatan, Kalimantan
Timur, Sulawesi Utara,
Gorontalo, Sulawesi Tengah,
Sulawesi Barat, Sulawesi
Selatan, Sulawesi Tenggara,
Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
Jumlah siswa yang tercatat di
Indonesia bagian tengah sekira 1,1 juta siswa yang tersebar dalam 3.601 SMA dan MA serta 1.508 SMK. Mundurnya jadwal UN SMA
hanya terjadi di 11 provinsi
tersebut. Sementara 22
provinsi lain akan tetap
melaksanakan UN sesuai
jadwal, yakni 15-18 April 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar