JAKARTA - Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Mohammad Nuh
mengaku bertanggung jawab atas penundanaan
pelaksanaan ujian nasional
untuk SMA/SMK sederajat di 11 provinsi. Ia tak menyangka permasalahan UN akan menjadi seperti sekarang karena sejak awal ia mendapat laporan positif.
"Saya pribadi tidak mengira
dan menyangka karena
laporan yang selalu saya
terima, 'Siap. Siap'. Kalau
Ghalia (PT Ghalia Indonesia
Printing) ditanya juga jawabannya, 'Siap, siap'.
Katanya sesuai jadwal," kata
Nuh seusai bertemu Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono,
di Kantor Presiden, Jakarta,
Selasa (16/4/2013).
Nuh menuturkan, dirinya
baru menerima informasi
adanya masalah di
percetakan Ghalia empat
hari sebelum UN
dilaksanakan. Ada dua opsi ketika itu, yakni menunda
UN secara nasional atau
hanya di 11 provinsi yang
menjadi wilayah tanggung
jawab Ghalia. Karena naskah
soal UN setiap zona berbeda, diputuskan hanya 11
provinsi mengalami penundaan UN menjadi Kamis
(18/4/2013).
"Katanya (Ghalia) terlambat
menerima bahan soalnya.
Saya tidak yakin karena dia
pun sudah kontrak bersedia.
Perusahaan lain bisa. Kecuali
dari enam perusahaan (pemenang tender), dua
atau tiga enggak bisa. Ini
dari enam itu, hanya dia
sendiri enggak bisa
menyelesaikan tepat
waktu," ujar Nuh. Nuh mengatakan,
Kemdikbud tengah menginvestigasi secara menyeluruh, mengapa hal itu bisa terjadi. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga sudah menginstruksikan hal itu. Kemdikbud akan melihat
proses lelang hingga
penentuan pemenang lelang
serta kepanitiaan. Nuh memastikan tidak akan ada lagi penundaan pelaksanaan UN pada Kamis nanti. Ia juga memastikan UN tingkat SMP dan SD atau sederajat dapat dilaksanakan sesuai jadwal.
kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar