Aries Indo Global, sebagai pemilik merek ponsel Cross secara resmi melakukan perubahan nama brand menjadi Evercoss. Langkah ini adalah bentuk metamorphosis bisnis untuk masuk pasar global atau Go International.
“Dengan merek Cross, kami kesulitan untuk mematenkan di pasar global karena nama tersebut sangat generik. Itu sebabnya , kami mengambil langkah untuk mengubah merek menjadi Evercoss,” ujar Janto Djojo, Chief Marketing Officer Evecoss menjelaskan.
Untuk menjadi pemain global bukan persoalan mudah. Padahal, peluang pasar global cukup besar. Lagi pula Aries Indo Global tidak ingin hanya bermain di pasar nasional saja. Untuk itu, agar lebih mudah untuk masuk ke pasar internasional. Merek Evercoss juga sudah dipatenkan di 10 negara Asean sebagai tahap awal.
Selanjutnya, mulai dijajaki untuk pengembangan bisnis di negara-negara tersebut. Paling tidak, dalam waktu dekat akan masuk ke Malaysia. Hanya saja, ketika ditanyakan lebih lanjt pola distribusi dan pemasarannya, Janto masih belum mau terbuka.
Langkah strategis perubahan nama ini dilakukan dengan tema X-Morphosis. Di mana X adalah sebagai Cross dan Morphoisis adalah perubahan yang dilakukannya. Di bawah logo Evercoss ada tag line Go Internasional yang akan menjadi semangat tim bahwa anak bangsa juga mampu untuk bersaing di pasar internasional.
Investasi dalam perubahan merek bukanlah hal yang murah, tapi Janto menyakinkan bahwa apa yang dilakukan oleh Evercoss ini sudah dihitung secara matang. Apalagi jika melihat peluang di pasar global yang menjanjikan. Investasi perubahan merek ini boleh dibilang masih masuk akal.
Evercoss Siap Bangun Pabrik di Semarang
Salah satu yang disyaratkan oleh pemerintah ketika para pemilik merek ponsel akan impor adalah proposal pembangunan pabrik yang setiap waktunya akan dipantau secara berkesinambungan. Evercoss yang dulu menyandang nama Cross menyambutnya dengan merencanakan pembangunan pabrik di Semarang.
Pertimbangan mengapa di kota Semarang karena upah minimum di wilayah tersebut lebih rendah ketimbang di Jabodetabek. Selain itu, gejolak para pekerjanya juga minim sehingga memberikan kenyamanan bagi investor untuk menanamkan modalnya.
Dana yang dipersiapkan untuk rencana inipun tidak kecil. Sekitar 1 Triliun rupiah yang kemungkinan untuk break event point nya masih belum dapat diproyeksikan. Tapi karena Evercoss melihat peluang berbisnis di industri telekomunikasi ini besar, maka investasi pun dipersiapkan dengan mengandalkan dana dari investor sekitar 50% dan sisanya akan melakukan peminjaman terhadap perbankan Indonesia.
“Pabrik kami akan bangun diatas lahan seluas 8 ha dan akan siap produksi pada awal tahun 2014 mendatang,” ujar Edward Sofinanda, Direktur Aries Indo Global menjelaskan.
Pada tahap awal ini sudah Rp300 miliar yang dikeluarkan. Terutama untuk lahan pabrik. Kapasitas pabrik ini sendiri nantinya akan mencapai 500 ribu hingga 600 ribu unit ponsel setiap bulannya. Dengan kapasitas produksi 10 line. Dari produksi tersebut sekitar 20% pada tahap awal sudah dapat diekspor.
Pada tahap awal ini juga, Evercoss akan mengejar agar komponen lokal yang dapat digunakan sekitar 20%. Termasuk casing dan keypad. Namun, dalam 2 -3 tahun selanjutnya akan diupayakan hingga 30%.
Arie Indo Global juga secara terus menerus melakukan negosiasi dengan pemerintah agar mendapatkan keringanan pajak. Seperti diketahui, pajak barang mewah pada ponsel yang didatangkan secara utuh ke Indonesia adalah 0%. Sedangkan komponen bisa mencapai 10%. Hal ini yang kemudian, banyak investor yang berniat untuk membuka pabrik ponsel di Indonesia mundur teratur. Untuk itu, Aries Indo Global berharap pemerintah dapat memberikan intensif pajak agar rencana pembangunan pabrik di Semarang juga dapat berjalan sesuai dengan rencana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar